Fa'aliyah Istikhdam "Kalimat" (al-Asma al-Yaumiyah) li Tarqiyah Maharah al-Kalam bi Madrasah Nur al-Mukhlishin
Abstract
Bahasa Arab adalah bahasa kitab suci dan tuntunan agama umat Islam sedunia maka tentu saja ia merupakan bahasa yang paling besar signifikansinya bagi milyaran muslim sedunia, baik yang berkebangsaan Arab maupun bukan Arab. Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa di dunia yang telah mengalami perkembangan sejalan dengan dengan perkembangan sosial masyarakat dan ilmu pengetahuan. Sayangnya, sebagian besar masih beranggapan bahwa bahasa Arab hanyalah bahasa agama sehingga perkembangannya terbatas di lingkungan kaum muslimin yang memperdalam ilmu-ilmu agama. Padahal peran bahasa Arab cukup besar terutama pada orientasi sosial-ekonomi, hingga politik. Hal itu dibuktikan dengan diresmikannya Bahasa Arab sebagai bahasa resmi keenam setelah Majelis Umum PBB mengadopsi Resolusi 3190 pada 18 Desember 1973. Adapun orientasi ideologis-ekonomis-politis merupakan orientasi belajar walaupun dilakukan untuk kepentingan ideologis dan politis tertentu, seperti yang dilakukan oleh orientalis Barat. Perlu kita ketahui bahwa belajar bahasa asing berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena itu prinsip dasar pembelajarannya pun sangat mungkin berbeda, baik dalam hal metode, materi, maupun proses pembelajarannya. Tujuan pembelajaran bahasa Arab secara umum adalah supaya peserta didik atau santri mampu menguasai empat keterampilan (skills) bahasa, yaitu keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Keterampilan menyimak adalah memahami bahasa yang sedang di sampaikan oleh guru atau orang yang sedang menyampaikan. Keterampilan membaca adalah keterampilan dalam memabaca pelajaran yang ada di buku dan memahami suatu wacana. Keterampilan menulis adalah terampil menulis dengan bahasa yang benar menurut gramatikal. Dan keterampilan berbicara adalah pandai berbicara dengan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Realitas hari ini adalah dari keempat keterampilan tersebut, yang hanya dominan berkembang dan diasah oleh guru bahasa Arab adalah pada keterampilan reseptif (membaca dan menulis) saja dibandingkan dengan keterampilan aktif (mendengar dan berbicara). Dari keempat keterampilan tersebut, yang menjadi permasalahan utama adalah lemahnya siswa terhadap keterampilan berbicara (maharah kalam). Banyak siswa yang mengalami kesulitan berbicara baik dalam situasi non formal maupun formal. Saat berbicara di depan kelas misalnya, siswa terlihat gugup, pelafalan tidak jelas, intonasi monoton, dan bahasa kurang komunikatif. Hal-hal seperti itulah yang menjadikan rendahnya keterampilan berbicara siswa.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.